Monday 13 January 2014

Puisi Buatmu, Ya Rasulullah ~

Alhamdulillah, hari ini kita sekali lagi diberi izin oleh Allah swt untuk menyambut atau berbahagia pada hari Kelahiran Kekasih Kita, Nabi Muhammad SAAW. Pada malam tadi, alhamdulillah, hamba telah menyiapkan satu puisi tentang baginda SAAW. Puisi ini bukan hamba yang tulis, namun ia adalah perasaan yang timbul daripada kita semua. Dengan Nama Allah swt, Penaku bergerak ~

Kami mencintaimu Wahai Rasulullah


Ya Habiballah ~
Namamu Muhammad,
Yang Terpuji dikalangan Yang Dipuji,
12 Rabi'ul Awal tanggal kelahiranmu, duhai Sang Nabi,
Membawa rahmat seluruh Alam ini,
Puteranya Si Abdullah dan Aminah yang dicucuri (rahmat),
Pemberi Syafaat seluruh ciptaan Ilahi.

Demi Allah,
Seandainya engkau, wahai Rasulullah, melihatku,
Pasti engkau akan menitiskan air matamu,
Sedih dengan peribadiku,
Namun ~
Engkau senantiasa meminta ampun buat kami,
Pada setiap malam tanpa henti,
Malangnya, kami tidak putus-putus membuat dosa,
Sedangkan tiap malam engkau mendoakan kami,
Meminta pengampunan dari Ilahi,
Atas segala dosa kami.

Namun, kami sia-siakannya dengan maksiat kami,
Kami musnahkannya dengan zunub (dosa) kami,
Adakah kami layak menjadi umatmu, Wahai Sang Penghulu Nabi ?

Engkau Kekasih Allah,
Kami adalah umatmu wahai Habiballah,
Ini bermakna kami adalah Hamba Allah,
Akan tetapi, kami kadang-kadang menjadi musuh Allah tanpa disedari,
Kami ingkar suruhanNya, langgar laranganNya,
Lupakan sunnahMu bahkan alpa dengan duniawi,
Apakah layak kami memohon syafaatmu ?

Namun, kami tidak malu meminta syafaatmu nanti,
Sedangkan perbuatan (maksiat) kami amatlah teruk sekali,
Engkau adalah udara (bagaikan) buat kami,
Engkau adalah hujan buat tanaman kami,
Engkau adalah matahari pada siang hari,
Engkau adalah bulan pada malam hari,
Engkau adalah langit dalam menaungi kami.

Sungguhpun begitu,
Kami ini hina sekali,
Kami tidak dapat menjadi tumbuhan yang mekar dengan kecintaan udara,
Kami bukanlah tanaman yang subur dengan berkat titisan hujan,
Kami menjadi biasa bayang-bayang yang tiada terkena cahaya, (kerana kekotoron diri)
Kami bukanlah bintang yang senantiasa bersamamu,
Kami juga bukanlah awan yang berada padamu,
Kami hanyalah nsan yang tak pernah kenal erti syukur dan redho,
Oh Alangkah hinanya diri kami, duhai Pemberi Syafaat kami.

Ya Rasulullah,
Adakah terdapat syafaat buat kami?
Buat umatmu pada zahir ini, (Kita hanya nelambangkan zahir umat baginda, tetapi bukan pada roh kita)
Atau... kami tidak akan menerimanya ?

Allah ~
Celakalah badankami,
serta roh kami,
Andaikata kami tidak bisa melihatmu,
Tidak bisa memelukmu, menciummu... Alangkah ruginya ~

Muhammad Rasulullah SAAW

Oh Rasul Mulia,
Apa guna seluruh keindahan dan kemewahan dunia yang ku miliki,
Jika kau tiada tersenyum melihatnya,
Apa makna kenikmatan syurga,
Jika engkau tiada dapat dipandang,
Apa guna setiap nafasku,
Jika engkau memalingkan wajahmu.

Apa guna wujud tanganku,
Andai engkau tidak memegang,
Apa guna langkah kakiku,
Andai ia tidak berjalan kepadamu,
Apa guna degup jantungku,
Andai ia tidak merinduimu,
Apaguna aqal sihatku,
Andai ia tidak pernah mengingatimu,
Apa makna seluruh Alam ini,
Andai engkau tidak redho padaku.

Oh Ya Allah,
Hidupkanlah hati ini dengan mencintai KekasihMu,
Yang disangka mati padahal hidup disisiMu,
Yang sering mengingatimu setiap waktu, tanpa henti,
Yang hatinya hanya ada cinta, bukan benci,
Yang dirinya terdapat Al Quran, panduan kami,
Dialah, Dialah, Dialah Muhammad bin Abdullah SAAW, Rasul Kami.

Selawat dan Salam buatnya,
Sebanyak sela nafas makhlukMu,
Sebanyak bilangan pokok di bumiMu,
Sebanyak butiran debu di tanahMu,
Sebanyak degupan jantung pada setiap detik waktu,
Seluas air di lautan dan langit nun terbentang,
Juga, Sederas darah mengalir di dalam badan,
Allahumma Solli 'ala Sayyidina Muhammad.

Tidak lupa juga kepada ahli keluarga Tercinta baginda,
dan para Sahabat Mulia baginda,
Yang tiada henti membawa syariatnya,
Menegakkan agama senantiasa,
Walaupun dizalimi setiap ketika,
Merekalah yang berjuang dibawah panjinya,
Diakal orang lain ingin membunuhnya,
Merekalah yang dimuliakan oleh Kekasih Yang Mulia,
Di Sisi Tuhan Yang Maha Mulia.
Allahumma Solli 'ala Sayyidina Muhammad Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Dengan Nurmu wahai Muhammad SAAW,
Kami ada untuk mengikuti langkahmu,
Walau tidak sempurna sepertimu,
Namun kami mahu menjadi umatmu,
Yang senantiasa merinduimu,
Yang apabila dibelah dan dilapah dada kami,
akan terbentanglah kalimah . . . .

LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH.
(Tiada Tuhan Selain Allah, Nabi Muhammad Pesuruh Allah)

Kalimah Syahadah atau Thoyyibah

Wahai Nabi Yang Mulia,
Akhlak mu indah tak terkata,
Kami insan yang hina,
ingin memohon syaafaatmu senantiasa,
di sini (dunia) dan di sana (akhirat),
Kami bertawassul denganmu,
pada setiap detik waktu,
Atas keberkatan dan kemuliaan yang diberikan kepadamu,
Tolonglah kami wahai Kekasih Tuhan Yang Satu.

Inilah sedikit puisi tentangmu, wahai Rasulku,
Menerusi insan yang datang dari umatmu,
Menangis tiada henti mencari dirimu,
Dirimu yang lebih terang dari mentari (matahari),
Yang lebih cerah dari rembulan (bulan),
Lebih indah dari segala ciptaan,
Engkaulah Junjungan Besar kami,
Kekasih abadi kami,
Yang cinta kami tiada akan mati,
Tiada juga berasa rugi,
Engkaulah Rasul Kami,
Nabi Kami, Pemberi Syafaat kami,
Engkaulah Muhammad Al Musthofa...

Engkau adalah Nur (cahaya),
Nur yang tersangat terang daripada segala Nur,
Aku yang hina ini memohon ampun dan restu menerusi mu,
pada setiap sela waktu,
Moga-moga Tuhanku memakbulkan doaku supaya aku dapat bertemu denganmu. :')

MaulidurRasul ini,
Tiada erti jika kita berbalahan,
Tiada cinta jika kita berperangan,
Tiada rindu jika kita bergaduhan.

Ayuhlah sahabat,
Buanglah pakaian debat,
Sarunglah pakaian kasih dan cinta,
Agar diri menjadi lebih cinta kepada Al Musthofa. :')

Andai engkau masih berdegil,
Maka ketahuilah Tuhan itu Maha Adil,
Aku berlepas diri dari segala hal,
Aku hanya ingin mencari Tuhan Yang Maha Esa,
dan mencium Nabi Yang Mulia.

Biarlah airmatamu mengalir, sebagai tanda kerinduan kepada Nabi Al Mukhtar.
Jangan diusap atau disapu,
Biarkan ia terus menitis keluar dengan sebegitu,
Sesungguhnya ia akan menjadi hujjah buatmu,
untuk memohon syafaat Nabimu,
di akhirat kelak, insyaAllah jaminanku.

Selawat dan Salam buatmu wahai Junjungan kami

Puisi ini datangnya dari Ilham yang diberikan oleh Tuhanku. Inspirasiku adalah dari video Puisi Peringatan Maulid Rasulullah dan video Wahai Purnama (Ya Badrotim).

Aku hanya insan biasa, sepertimu. Ku mohon maaf jika ada kesilapan. Semoga kita semua bersatu padu demi kecintaan kepada Rasulullah SAAW dengan mengikuti sunnah baginda SAAW.

Inspirasi : Puisi Peringatan Maulid Rasulullah Klik Di Sini 
               Wahai Purnama (Ya Badrotim) Klik Di Sini

No comments:

Post a Comment

KakiBlog